Riri adalah anak yang sangat cantik. Selain cantik, ia juga baik hati. Semua orang menyukainya. Riri mempunyai adik laki-laki yang bernama Riko.
Pada suatu hari, ketika ibunya sedang memasak didapur..
“Ibu, lihat buku catatan matematikaku tidak?” Tanya Riri pada ibu.
“Ibu tidak tahu. Coba dicari dulu,” seru ibu lembut. Riri mengangguk pelan dan meninggalkan ibunya.
“Bu, bantuin aku bikin PR dong! Aku tidak ngerti nih,” seru Riko kemudian.
“Aduh Riko, ibu sedang masak. Coba kerjain dulu sendiri, yang tidak tahu dikosongin, nanti ibu ajarin selesai masak,” kata ibu.
“Iya bu,” jawab Riko.
“Bu, makan keluar yuk,” seru ayah selanjutnya.
“Aku lagi masak, yah,” jawab ibu singkat.
“Aku tunggu deh,” balas ayah sambil meningggalkan ibu sedirian.
“Akhirnya tenang juga deh,” gumam ibu.
“AW!!!” Tiba-tiba, terdengar suara Riri.
“Riri, kamu tidak apa-apa?” tanya ibu. Ia segera mencari Riri.
“Tidak apa-apa bu, cuma kejepit lemari,” jawab Riri.
“Lain kali hati-hati ya. Ayo, obatin dulu lukanya,” seru ibu. Riri menurut. Tiba-tiba ibu mendengar suara lagi. “Aduh!!!”
“Ayah, kamu kenapa?” tanya ibu yang langsung menghampiri ayah.
“Aku..aku.. jatuh,” jelas ayah..
“Kok bisa ?” tanya ibu heran.
“Aku tergelincir…” jawab ayah pelan.
“Ayo bangun pelan-pelan,” seru ibu sambil memegang tangan ayah.
“AAAaaaaaaaaa!!!” terdengar teriakan lagi. Ibu segera mendekati Riko.
“Riko, kamu kena..” ibu berhenti berbicara. Ternyata, Riko malah mainan. “bikin orang kaget aja,” keluh ibu.
“Tolong!!!” seru Riri lagi. Ibu terkejut dan mencari Riri.
“Ada apa Ri?” tanya ibu.
“Ke..ke..kebakaran!!!” jawab Riri panik. Ibu terkejut dan mengingat masakannya.
“Air!!!” teriak ibu. Ibu bergegas mengambil air. Lima menit kemudian…
“Syukur tepat waktu!” kata ibu lega.
Esoknya, disekolah…
“Hei, besokkan hari ibu, kamu mau kasih apa ke ibumu?” tanya Mona,teman sekelas Riri.
“Aku mau kasih bunga,” jawab Violet.
“Kalau aku cokelat,” jawab Vani tak mau kalah.
“Hari ibu ya?” gumam Riri. “Ibu selalu baik padaku, Riko, dan ayah. Sebaiknya aku kasih apa ke ibu ya?” lanjutnya.
Pulang sekolah, Riri melihat kalung yang sangat indah.
“Ibu pasti menyukainya!” seruku senang. “Tapi, harganya terlalu mahal,” keluh Riri sedih. Akhirnya ia memutuskan untuk membelinya besok sepulang sekolah.
Keesokan harinya, Riri membawa uang tabungannya. Ketika pulang sekolah, ia segera menghampiri toko itu.
“Bu, saya mau membeli kalung ini,” seru Riri sopan. “Ini uangnya,” lanjutnya.
“Sebentar, kakak ambilkan dulu kalungnya,” jawab kakak penjaga toko itu ramah. Ia segera mengambil kalung itu.
“Maaf dik, uang adik belum cukup untuk membeli kalung ini,” kata kakak itu. Riri sangat kecewa. “Tapi, karena hari ini hari ibu, kakak kasih diskon deh,” lanjut kakak itu.
“Benarkah? Terima kasih ya,” seru Riri senang. Ia melompat-lompat kegirangan. Kakak itu hanya tersenyum. Ia membungkus kalung itu dengan kertas kado.
“Ini sebagai bonus,” serunya.
“Makasih kak,” jawab Riri senang sambil mengambil kalungnya itu. Ia pulang kerumah dengan perasaan senang.
“Ibu, aku punya hadiah untuk ibu,” seru Riri girang.
“Hadiah? Buat apa?” tanya ibu heran.
“Ibu ini gimana sih? Masa lupa hari ulang tahunnya sendiri?” seru Riri.
“Memang hari ini ibu ulang tahun?” tanya ibu lagi.
“Ya, tidak lah. Ini hari ibu,” seru Riri kesal.
“Ibu ingat kok, tadi cuma bercanda,” jelas ibu.
“Ya sudah. Ini buat ibu,” seru Riri.
“Wah Riri, makasih ya. Ibu senang amat,” jawab ibu lembut.
“Sama-sama. Riri sayang sama ibu,” seru Riri senang sambil mencium pipi ibunya. Ibupun memeluknya. Ini adalah hari ibu terbaik yang pernah ada !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar